Ia dibaiat sebagai khalifah pada bulan Rabiul Awal 170 Harun
Ar-Rasyid merupakan penguasa yang paling baik perjalanan hidupnya,
paling banyak berjihad dan berhaji dengan jiwanya sendiri. (Al-Bidayah
wan Nihayah, 14/28) kebesaran nama Harun Ar-Rasyid tidaklah disebabkan
oleh faktor keturunan bangsawan dan lingkungan hidup istana. Kebesaran
namanya dalam sejara
h Islam disebabkan oleh ilmu dan amalnya, jihad dan hajinya, shalat dan infaknya, keadilan dan kepemimpinannya
( Menghormati ilmu dan ulama )
Harun Ar-Rasyid biasa mengundang para ulama untuk mendengarkan hadits
dari mereka. Suatu hari ia mengundang ulama hadits, Abu Muawiyah
Muhammad bin Khazim Ad-Dharir. Setelah mendengarkan hadits, Harun
menjamu makan sang ulama. Selesai makan, Harun-lah yang mencuci tangan
sang ulama. Harun mengatakan, Saya hanya ingin memuliakan ilmu
( Takut kepada Allah )
Setiap kali
ia mendengar ulama membacakan sebuah hadits yang mengandung nasehat
yang menyentuh, ia menangis karena rasa takutnya kepada Allah. Ia juga
sering menangis apabila mendengar nasehat para ulama dan orang shalih
( Shalat wajib berjamaah )
Harun Ar-Rasyid senantiasa mengimami kaum muslimin shalat lima waktu
secara berjama'ah di masjid jami di Baghdad, kecuali jika ia tengah
berangkat haji atau berjihad. Shalat sunnah. Setiap hari ia melaksanakan
shalat sunnah sebanyak 100 raka'at, sampai ia meninggal dunia, kecuali saat ia sakit.
( Sedekah )
Setiap hari Harun Ar-Rasyid bersedekah sebanyak 1000 dirham dari harta kekayaannya sendiri.
( Jihad fi sabilillah )
Sejak masa kekhilafahan bapaknya dan saudaranya, Harun Ar-Rasyid sudah
biasa memimpin pasukan Islam berjihad melawan pasukan Romawi Timur di
musim panas. Setelah mengepung Konstantinopel selama waktu yang lama
dengan perjuangan berat, pada tahun 165 H Harun Ar-Rasyid berhasil
memaksa penguasa Romawi Timur untuk meminta perdamaian dan membayar
jizyah dalam jumlah sangat besar.
Setelah menjadi khalifah, Harun Ar-Rasyid membagi waktunya menjadi dua.
Satu tahun ia memimpin pasukan jihad tanpa melakukan haji dan satu tahun
berikutnya ia berangkta haji sehingga tidak memimpin langsung pasukan
jihad. Hal itu ia lakukan secara rutin sampai ia meninggal dunia.
( Keadilan dan kemakmuran kaum muslimin pada masa pemerintahannya )
Wilayah kekuasaannya luas dan seluruh warga Negara baik muslim maupun kafir dzimmi merasakan keamanan, keadilan dan kemakmuran.
Imam Muhammad bin Jarir Ath-Thabari menyebutkan bahwa saat Harun
Ar-Rasyid meninggal, harta baitul mal (lembaga keuangan negara) untuk
kepentingan kaum muslimin berjumlah 9 miliyar dirham!
Utsman bin Katsir Al-Wasithi berkata, Aku mendengar Fudhail bin Iyadh
berkata, Tiada orang yang kematiannya lebih menyedihkan kami daripada
kematian Harun Ar-Rasyid. Sungguh aku berdoa kepada Allah agar
menambahkan sebagian umurku kepada umur Harun Ar-Rasyid.
Para ulama menyebutkan sepeninggal Harun Ar-Rasyid, kekuasaan negara
dipegang oleh para khalifah dan pejabat negara yang memasyarakatkan
bid'ah, yaitu memaksakan akidah Jahmiyah dan Mu'tazilah kepada mayoritas
kaum muslimin yang berakidah ahlus sunnah wal jama'ah. Para khalifah
tersebut adalah Al-Mamun, Al-Amin dan Al-Mutashim.
Harun Ar-Rasyid meninggal di wilayah Thus, pada hari Sabtu, 27 Jumadil
Akhir 193 H dalam usia sekitar 45 tahun. Ia memerintah selama 23 tahun 2
bulan 13 hari. Semoga Allah menerima amal kebaikannya, mengampuni
kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga Firdaus yang tertinggi.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !